Title : Little Fairy
Author :
RitsuKim
Main Cast :
Oh Se Hun
Go Ah Reum (OC)
Luhan
Park Chan Yeol
Kang Yu Ra (OC)
Genre :
AU, Friendship, Romance
Rated :
G
Length :
Continue
“lebih baik kau tidak mendekati
Luhan,”
Kata-kata
itu masih saja bergema di dalam pikiranku. Apa maksudnya perkataan Sehun oppa
itu? Lagipula siapa yang berniat mendekati Luhan oppa? Yah, meskipun Yura
selalu merecokiku untuk terus dekat-dekat Luhan oppa. Tapi apa urusannya kalau
pun aku memang berniat mendekati Luhan oppa? Toh itu tidak akan merugikannya
kan?
“hei,
apa yang sedang kau pikirkan? Daritadi wajahmu terlihat serius seperti sedang
memikirkan sesuatu yang penting,” Yura duduk di kursi di depanku.
“aniya,
aku tidak memikirkan sesuatu apapun,” aku berbohong.
“eiy,
sudah berapa lama kita berteman hm? Aku tahu kau sedang memikirkan sesuatu tadi
sebelum aku datang. Ceritakan padaku Ahreum ah, ada apa?” Yura bersikukuh ingin
tahu.
“bukan
sesuatu yang penting koq Yura ya,” ya, itu memang bukan hal yang penting. Untuk
apa aku terus memikirkan perkataan Sehun oppa itu.
“annyeong
Ahreum ah, annyeong Yura ya,” seseorang yang tengah aku pikirkan barusan
tiba-tiba muncul. Kini telah berdiri di samping mejaku.
“Luhan
oppa annyeong,” Yura langsung menyapa Luhan oppa bersemangat. “ada apa oppa
datang ke.. kelas Ahreum?” Yura terlihat makin bersemangat.
“ah,
aku mau meminta sedikit bantuan dari Ahreum,” Luhan tersenyum-senyum, terlihat
seperti salah tingkah. Apa aku tidak salah lihat?
“apa
yang bisa kubantu oppa?” aku dengan senang hati ingin membantu Luhan oppa. Entahlah,
perkataan Sehun oppa waktu itu di pantai malah membuatku semakin penasaran
untuk lebih dekat dengan Luhan oppa. Tunggu sebentar, kenapa aku harus peduli
dengan perkataan Sehun oppa?
“nanti
pulang sekolah aku jelaskan. Kau jangan pergi kemana-mana dulu ya, nanti aku ke
kesini,” pesan Luhan oppa.
“arasseo,”
aku mengiyakan perkataan Luhan oppa.
“baiklah
kalau begitu, aku pergi dulu ya,” Luhan hendak pergi namun terhenti karena Yura
berbicara padanya.
“Ahreum
mau menemaniku nanti oppa,” ucap Yura dengan nada bercanda.
“kalau
begitu akan kuminta Chanyeol untuk menculikmu nanti,” Luhan oppa tertawa dengan
perkataannya sendiri. Begitu pula dengan Yura. Kenapa mereka bisa dengan mudah
bercanda seperti itu? Sedangkan aku tidak.
Sepeninggal
Luhan oppa, Yura histeris sendiri dan mengoceh dengan yakinnya bahwa ini adalah
kesempatan untukku dekat dengan Luhan oppa. Ia berpesan aku tidak boleh
menyia-nyiakan kesempatan langka ini. Aku hanya mengiya-iyakan perkataan Yura. Ocehan
Yura terpotong oleh bel tanda masuk istirahat berbunyi. Yura beranjak pergi. Sebelumnya
sekali lagi ia menekankan padaku tentang aku yang tidak boleh menyia-nyiakan
kesempatan ini. Aku hanya mengangguk saja.
---
Sesuai
pesan Luhan oppa, aku belum beranjak dari kelasku setelah bel pulang sekolah
berbunyi. Setelah merapikan buku-bukuku ke dalam tas, pandanganku tertuju ke
luar jendela. Meja tempatku duduk memang tepat berada di samping jendela lantai
2 ruangan ini. Lewat jendela kulihat dari kejauhan seseorang tengah berjalan sendirian
menuju gerbang sekolah. Rasanya aku mengenal cara berjalannya itu. Seperti gaya
berjalan Sehun oppa.
“hai,
kau sedang apa Ahreum ah?” pemikiranku terpotong oleh suara Luhan oppa yang
sedikit membuatku kaget juga.
“oh,
tidak apa, jadi apa yang bisa aku lakukan untuk membantu Luhan oppa?” Luhan
oppa duduk di bangku di depanku yang tadi saat istirahat ditempati Yura.
“begini
Ahreum ah, aku ingin kau membantuku untuk mencari hadiah untuk seseorang,”
Luhan berkata canggung, menggaruk belakang telinganya.
“ah,
untuk yeojachingu oppa?” aku menebak.
“aniyo,”
Luhan menggeleng cepat.
“kenapa
oppa meminta bantuanku? Bukankan biasanya oppa selalu tahu apa yang yeoja
senangi?” setidaknya begitulah yang aku tahu dari Yura. Luhan selalu tahu cara
untuk menyenangkan seorang yeoja.
“tidak
juga. Tidak semua wanita itu sama kan? Yeoja ini berbeda dengan kebanyakan
yeoja lainnya. Dia tipe-tipe yeoja sepertimu. Tapi bukan maksudku mengatakan kalau
yeoja sepertimu tidak seperti kebanyakan wanita, hanya saja yeoja seperti
kalian itu menarik, menurutku, tipe yeoja sepertimu itu sangat jarang aku
temui, yeoja sepertimu itu spesial,” Luhan mengakhiri penjelasan panjang
lebarnya. Aku hanya bisa mematung mendengar penjelasan Luhan oppa. Apakah dengan
kata lain baru saja Luhan oppa mengatakan aku spesial? Oh, tidak Ahreum ah,
bangunlah, kau tidak boleh terlalu percaya diri seperti ini.
“jadi
maukah kau membantuku Ahreum ah?” aku berusaha mengembalikkan pikiranku ke
gelombang yang normal. Berpikiran logis, bahwa tidak mungkin Luhan menyukainya.
“baiklah,
aku akan membantu oppa sebisaku,”
“bagus.
Ayo kita pergi sekarang,” Luhan kelihatan sangat bersemangat. Ia langsung
berdiri begitu aku menyetujui untuk membantunya mencarikan sebuah hadiah untuk
yeoja yang konon katanya memiliki tipe sepertiku.
Aku
membawa tasku dan berjalan mengikuti Luhan oppa. Dalam perjalanan keluar gedung
sekolah Luhan oppa menanyaiku apa-apa saja yang aku suka, barang apa yang aku
sukai dan hadiah apa saja yang biasanya aku harapkan orang-orang yang memberiku
hadiah.
---
2
jam berputar-putar di dalam pusat perbelanjaan cukup membuatku dan Luhan oppa
kelelahan. Kami beristirahat sejenak, duduk berdua di sebuah kafe yang menjual
eskrim. Luhan oppa mentraktirku makan eskrim, katanya sebagai hadiah karena
sudah mau membantunya mencarikan hadiah.
Pencarian
kami berhenti setelah membuahkan hasil. Aku memberikan saran pada Luhan oppa
kalau ia boleh memberikan barang apa saja. Asalkan Luhan oppa memberikan
barangnya dengan perasaan yang tulus, pasti yeoja itu akan senang. Aku menjelaskan
bahwa aku tidak mementingkan seberapa mahal atau seberapa bagus barang itu,
asalkan Luhan oppa memberikannya dengan perasaan yang tulus, aku pasti
menyukainya.
Pada
akhirnya Luhan oppa membeli sebuah kalung perak dengan liontin berbentuk bulan
sabit. Liontinnya dapat dibuka yang kita bisa menuliskan nama didalamnya. Kalungnya
akan selesai dalam waktu seminggu. Luhan oppa memesan dengan menuliskan namanya
dan nama yeoja itu di dalam kalungnya. Aku tidak diperbolehkan untuk mengintip
nama yeoja yang Luhan oppa tuliskan. Katanya itu rahasia.
“terima
kasih banyak ya Ahreum ah, aku benar-benar merasa terbantu,” ucap Luhan setelah
menyeruput bubble tea kesukaannya.
“sama-sama
oppa. Aku senang bisa membantu oppa,” aku tersenyum tulus padanya.
“ngomong-ngomong
apa hadiahnya untuk hadiah ulang tahun yeoja itu oppa?” aku kembali mencoba
menggali keterangan dari Luhan oppa. Walau bagaimana pun aku penasaran. Luhan oppa
hanya terkekeh.
“rahasia,”
Luhan oppa malah mengedipkan matanya padaku. Tidak, untung saja aku tidak
pingsan di tempat setelah melihat kedipan mata Luhan oppa. Rasanya badanku
membeku karenanya.
“nanti
juga kamu akan tahu siapa yeoja itu Ahreum ah, belum saatnya kalau sekarang,”
Luhan kembali menjelaskan, yang tidak begitu aku dengarkan karena pikiranku
masih kacau gara-gara kedipan mata Luhan oppa itu. Pikiranku sibuk untuk
menenangkan gemuruh jantungku ini.
Kami
berdua sama-sama terdiam. Luhan sibuk dengan bubble teanya dan aku sibuk dengan
detakan jantungku ini yang tidak juga kembali tenang.
“apa
yang sedang kalian lakukan disini?” suara seorang namja berhasil mengalihkan
perhatian kami. namja itu sudah duduk di kursi kosong yang tersisa.
“Sehun
ah, kenapa kau bisa ada disini?” Luhan oppa sepertinya tak kalah kaget
denganku. Bagaimana bisa Sehun oppa ada disini?
“jangan
malah balik bertanya,” ucapnya dengan nada dingin seperti biasa. Ia mengalihkan
pandangan matanya padaku secara tiba-tiba yang membuatku refleks menundukkan
kepala menghindari kontak mata dengannya. Kata-katanya saat di pantai kembali
berputar di dalam kepalaku. Namun kini aku tengah bersama Luhan oppa, tidak
mengindahkan perkataannya dulu.
“Ahreum
membantuku mencarikan sebuah hadiah Sehun ah, jangan berpikir yang tidak-tidak
dulu,” Luhan oppa menjelaskan. Aku hanya diam tanpa membuka mulutku. Kenapa kami
jadi seperti pasangan selingkuh yang tengah tertangkap basah oleh pasangannya?
“kau
sendiri sedang apa disini?” Luhan balik bertanya pada Sehun. Sampai sekarang
aku belum berani untuk mengangkat kepalaku.
“menemui
paman,” jawab Sehun singkat. Kudengar mereka sama-sama terdiam. Entah apa yang
tengah mereka lakukan.
“apa
kau terburu-buru?” tanya Luhan pada Sehun.
“tidak
juga, aku mau langsung pulang sekarang,”
“tunggu,
Ahreum ah,” Luhan oppa memanggil namaku. Aku langsung mengarahkan pandanganku
pada Luhan oppa tanpa melihat pada Sehun oppa.
“ya?”
“kau
keberatan tidak kalau aku tidak mengantarkanmu pulang ke rumah?’ Luhan oppa
menanyakannya pelan.
“oh,
tidak apa. aku bisa pulang sendiri,” sedikit kecewa aku rasakan, tapi tidak
apalah, bisa berjalan berdua bersama Luhan oppa saja sudah membuatku senang.
“kalau
Sehun yang mengantarmu pulang, kau mau tidak?”
“APA?”
aku dan Sehun oppa mengeluarkan reaksi yang sama pada saat yang bersamaan pula.
Membuat Luhan oppa terkekeh pelan.
-KEUT-
p.s. gimana? gimana? maap kalo semakin gaje makin kesini.. tapi saya sebisa mungkin pengen coba selesein ff continue ini. abis kalo bikin ff continue bawaannya pasti keputus ceritanya di tengah jalan gara-gara ilang mood buat terusinnya, ;A;
comments are allowed, ^^
Luhan pasti naksir aku. Aku tahu itu!!!
BalasHapusSehun dedek sengak kesayangan aku kamu sama noona aja yah gak usah pikirin si ahreum gareum itu xD
Ihihi chapter selanjutnya kayanya ada sehun-ahreum moment nih fiwit!
Lanjutkeunnnnn