Sabtu, 13 Januari 2018

From me, For me.


2013
...
...
...
...
2018

5 tahun,

hm.. kayaknya terlalu simple ya kalo mulai lagi dengan cara menghitung tahun-tahun yang udah kelewat, hihihi...

okelah, apa yang saya rasakan?
kaku.
yap! meskipun setiap weekday selalu berkutat dengan yang namanya personal computer di kantor, ngetik ini ngetik itu.. tapi beda aja rasanya nulis apa yang dipikir sendiri sama ngetik apa yang sudah ada alias ngetik ulang.
DAN, buat tulis beberapa kata, kalimat, paragraf aja, rasanya koq susah ya?
ternyata nulis itu emang harus dibiasain ya manteman.
padahal barusan saya baca tulisan-tulisan saya zaman dulu koq kayaknya gampang gampang aja ya? beuuuh... ini saya yang nulis? serius? ga percaya sendiri deh, hahaha..

ceritanya sih si aku ini ingin memulai kembali sesuatu yang sudah lama terlupakan.
impian masa lalu yang tergerus oleh kebutuhan hidup realistis.
(tsah... ngomong apa sih? xD)

kenapa sih si aku ini tiba-tiba memutuskan buat kembali membuka blog dan cuap-cuap gajelas lagi kayak zaman old?
kira-kira kenapa ya? hmm.... (pasang muka sok serius dan misterius)

penasaran ga? apa penasaran banget? penasaran aja deh.. (diiihh..)

jadi gini loh ceritanya manteman..
tadi siang itu saya ketemu (bahasa kerennya mah "meet up" ceunah) sama temen saya semasa SMP. jujur, setiap saya ketemu sama dia, saya itu selalu ngomong "ih, aku mah pengen kayak kamu teh, nyaman pake rok or gamis or dress panjang gitu kalo main ato keluar rumah", harap dimaklumin bahasanya gado-gado ga enak karena dicampur teh sama mamah. (abaikan, anggap aja ga baca kalo garing)

lanjut ya..
pas pulang ke rumah, berpikirlah saya. saya itu selalu aja ngomong pengen ini, pengen itu, tapi ya ga mulai-mulai. kepengen berubah jadi begini begitu tapi itu dia kalo menuju ke hal yang lebih baik selalu aja ada alasannya buat terus nunda-nunda sampe akhirnya malah kelupaan.
jadi dari tadi sampe akhirnya sekarang saya nulis lagi beginian tuh, saya mikir. hal apa yang menyenangkan, yang buat saya enjoy tapi ada hasilnya meskipun sedikit dan bisa bikin saya terarah ke hal yang positif.
awalnya keinget sama baca buku, terus ulasan buku, (sampe inget dulu pas saya pergi ke pameran buku, saya pernah ditawarin buat belajar bikin resensi buku). tapi itu menurut saya masih agak terlalu berat kalo nulis yang serius-serius macam gitu. apalagi saya sekarang jarang banget yang namanya baca buku. terus kenapa ga dibikin simple aja? saya bisa memulai lagi dengan menulis hal-hal ringan. misalnya kayak bahas drama-drama korea yang saya tonton atau lagu yang saya demen. wkwkwk...
dan VOILA! TELAH LAHIR tulisan pertama saya setelah vakum sekian lama dari hal tulis menulis.
(kayak banyak yang baca aja tulisannya, wkwkwk...)

semoga aja saya bisa konsisten ya, karena itu menurut saya yang sulit kalo saya udah memulai sesuatu yang baru.
ISTIQOMAH. KONSISTEN.
apalagi kalo udah berhadapan sama yang namanya capek kalo abis banyak kerjaan di kantor misalnya atau abis kebanyakan main. hehehe...
tapi asli, bawaannya itu pasti udah aja pengen santai, gamau mikir yang lain-lain, gamau kerjain yang lain-lain.
dan satu lagi, mudah-mudahan saya ga terbujuk sama rayuan si malas. wkwkwk...

yap, sepertinya cukup dulu buat permulaan.
nantikan tulisan random saya selanjutnya ya gaes, wkwk... see ya!

xoxo,
me.

Kamis, 12 Desember 2013

[FF] Little Fairy Part 4/?

Title                :  Little Fairy
Author           :  RitsuKim
Main Cast      :  Oh Se Hun
                           Go Ah Reum (OC)
                           Luhan
                           Park Chan Yeol
                           Kang Yu Ra (OC)
Genre             :  AU, Friendship, Romance
Rated              :  G
Length            :  Continue
A/N                 :  dari part ini sudut pandang cerita berubah jadi campuran ya, ada sudut pandang orang ketiga di luar cerita atau author POV, Ahreum POV, dsb, ^^v

“kalau Sehun yang mengantarmu pulang, kau mau tidak?”

“APA?” aku dan Sehun oppa mengeluarkan reaksi yang sama pada saat yang bersamaan pula. Membuat Luhan oppa terkekeh pelan.

---

Entah bagaimana cara Luhan membujuk seorang Ahreum. Dia berhasil membuatnya mau diantar oleh Sehun. Lagi-lagi suasana di antara mereka berdua terasa semakin canggung. Apalagi setelah kejadian di pantai waktu itu.

Langkah Sehun membawa Ahreum mengikutinya menuju tempat parkir. Ahreum memeluk helm yang tadi dibeli secara mendadak oleh Luhan karena Sehun mengendarai motor bukannya mobil. Agar Ahreum terjaga keselamatannya, ia harus memakai helm, begitu kata Luhan. Dalam diam Sehun memakai helmnya. Ahreum mengikuti apa yang Sehun lakukan.

“naiklah!” Sehun menolehkan kepalanya ke belakang. Dia sudah duduk di atas kemudi motor besarnya.

Sedikit ragu, Ahreum naik ke atas motor. Mau tidak mau ia harus berpegangan ke pundak Sehun. Setelah berhasil duduk di atas motor, ia melepaskan pegangannya.

“aku tidak bertanggung jawab kalau kau jatuh atau terbawa angin karena tidak berpengangan,” Sehun mulai menjalankan motornya. Hentakan motor yang melaju secara tiba-tiba membuat Ahreum otomatis berpegangan ke pinggang Sehun. Tanpa Ahreum sadari, ada sekilas senyum terkembang dibalik helm yang dikenakan Sehun.

---

“kamsahamnida,” aku mengucapkan terima kasih pada Sehun oppa begitu aku turun dari motornya. Sehun oppa membuka kaca helmnya, memperhatikan rumahku.

“ini rumahmu?”

“bukan, ini rumah orang tuaku,” ucapku dengan nada sedikit ketus. Ya ampun, kenapa aku malah menjawab begitu, Ahreum pabo!

“oh, yasudah,” Sehun oppa kembali menutup kaca helmnya dan melajukan motornya pergi dari hadapanku.

Begitu aku memasuki pintu rumah, hp yang kusimpan di saku baju seragamku bergetar. Kulihat ada sebuah pesan singkat masuk dari nomor yang tidak kukenal.

From    :  +82********

Kamu sudah sampai di rumah Ahreum ah? Sehunie tidak membawa motornya kencang-kencang kan? Kalau dia macam-macam padamu bilang pada oppa, arachi?

Luhan ^^

“Omo, darimana Luhan oppa tahu nomor hpku?” Aku segera membalas sms dari Luhan oppa. Aku tidak mau membuatnya khawatir.

To        :  +82********

Aku baru saja sampai di rumah oppa dan aku baik-baik saja. Sehun oppa mengendarai motornya dengan kecepatan sedang. Terima kasih sudah mengkhawatirkanku.

Ahreum

SEND

Sesudah mengirim balasan, aku menyimpan nomor kontak Luhan oppa dan dengan riang berjalan menuju kamarku. Meskipun berakhir dengan diantar oleh Sehun oppa, setidaknya aku sudah jalan-jalan berdua dengan Luhan oppa siang harinya.

---

Akhir-akhir ini Luhan oppa sering menghubungiku. Ntah itu untuk menceritakan yeoja yang ia sukai itu, yang sampai sekarang identitasnya masih misterius, atau hanya menanyakan bagaimana kabarku. Ntah apa alasannya, tapi rasanya cukup menyenangkan bisa dekat dengan Luhan oppa, meskipun setiap kali kami berdua mengobrol, rasanya ada pandangan mata yang menusuk tajam dari Sehun oppa.

Aku pernah mencoba bertanya pendapat Yura, kira-kira siapa yeoja yang Luhan oppa sukai itu. Tapi, sama halnya denganku Yura tidak tahu apa-apa sedikitpun. Bahkan Chanyeol oppa yang notabenenya teman dekat Luhan oppa saja tidak tahu.

Yura malah semakin jadi menggodaku ketika aku bertanya perihal yeoja yang Luhan oppa sukai. Dia dengan sok tahunya berpendapat kalau yeojanya itu aku. Aku langsung mencubit-cubit pipinya karena pendapat Yura benar-benar ngaco. Tidak mungkin Luhan oppa menyukai yeoja sepertiku yang sangat biasa-biasa ini. Yura bersikeras itu aku justru karena aku berbeda dengan beberapa yeoja yang pernah menjadi pacar Luhan oppa. Dengan PDnya Yura berkata, “justru karena kau berbeda dengan yeoja lainnya, makanya kau itu spesial. Dan kenapa dia malah sering cerita padamu? Agar kau berpikiran bahwa bukan kau yeojanya dan pada akhirnya setelah dia yakin dan tahu banyak tentang dirimu, dia akan langsung menyatakan perasaannya padamu Ahreum ah,”

---

Jam istirahat makan siang kadang sering Ahreum habiskan di atap sekolah. Ia menyukai suasana disana karena begitu tenang sehingga ia bisa dengan leluasa terfokus pada novel yang tengah ia baca.

Seseorang tiba-tiba duduk di samping Ahreum. Seorang namja dengan wajah manis tengah tersenyum padanya.

“jadi rupanya disini kamu selalu menghabiskan waktu istirahatmu, pantas saja aku tidak pernah melihatmu di sekitaran kantin,”

“Luhan oppa? Darimana Luhan oppa tahu aku ada disini?” Ahreum cukup terkejut dengan kedatangan Luhan. Biasanya tidak ada yang bisa menemukannya di tempat ini. Meskipun berada di atap sekolah, Ahreum selalu berdiam diri di balik salah satu tembok atap yang agak tersembunyi.

“tentu saja aku bisa menemukanmu. Aku kan mulai tahu tempat-tempat kesukaanmu yang seperti apa saja,” Luhan menjawab dengan percaya dirinya.

“oh..,” Ahreum menganggukan kepalanya mengerti. Terkadang Ahreum juga suka bercerita mengenai dirinya. Bukan Ahreum yang bercerita dengan sendirinya, tapi karena Luhan yang bertanya. Mungkin karena Luhan adalah tipe orang yang nyaman untuk diajak berbicara, Ahreum sendiri tidak menyadari kalau ia sudah bercerita banyak mengenai dirinya.

“ah, tempat rahasiaku jadi tidak rahasia lagi,” Ahreum berpura-pura menunjukkan dirinya mengeluh karena tempat rahasianya sudah ketahuan Luhan.

“mulai saat ini kamu harus terbiasa selalu diganggu olehku,” Luhan oppa tertawa ringan. Ahreum selalu menyukai setiap Luhan tertawa seperti itu.

“oh iya, kamu tahu kan 3 hari lagi ada acara apa?”

“memang ada acara apa oppa?” Ahreum menunjukkan wajah seolah-olah tidak tahunya pada Luhan. Padahal ia hapal betul ada apa 3 hari lagi dari sekarang. Ulang tahun Luhan.

“masa kamu tidak tahu?” Luhan dengan manjanya menunjukkan wajah cemberutnya.

Ahreum nyengir. Dibalik sifat Luhan yang terlihat manly, apalagi ketika berada di antara yeoja-yeoja cantik, tersimpan sifat Luhan yang kadang masih seperti anak-anak. Contohnya seperti sekarang, ketika Ahreum mencoba menggodanya, Luhan malah cemberut-cemberut seperti anak kecil.

“iya, aku tahu oppa. Ulang tahun Luhan oppa kan?”

“nah, itu kau tahu,”

“udah donk, oppa jangan manyun-manyun lagi, kan udahan aku ngerjain oppanya,”

“ngga mau, aku maunya dikasi permen dulu sama kamu,” Luhan tahu kalau Ahreum selalu membawa permen kemana pun ia pergi.

“oh, oppa mau permen, bilang donk,” Ahreum kembali nyengir. Ia mengeluarkan permen mint dari saku blazernya dan memberikannya pada Luhan.

“gomawo,” begitu Luhan memakan permennya ia tersenyum kembali dan mengucapkan terima kasih sambil mengacak rambut Ahreum. Hal yang selalu membuat jantung Ahreum berdetak kencang.

“oppa, sudah kubilang jangan acakin rambutku,” giliran Ahreum yang mengeluh. Ia merapikan kembali rambutnya.

“hehe, jadi.. kau pasti datang ke pesta ulang tahunku kan?” Luhan kembali bersemangat.

“hm.. gimana ya..,” Ahreum pura-pura berpikir.

“ayolah, kamu harus datang Ahreum ah, pasti menyenangkan, please,” Luhan mengeluarkan aegyo, senjata andalannya saat meminta sesuatu.

“tapi aku kan tidak punya pasangan oppa, oppa sendiri yang bilang kalau pestanya pesta couple, Yura pasti pergi dengan Chanyeol oppa,”

“kamu harus datang. Begini saja, kau janji saja padaku akan pergi ke pestanya dan aku janji seseorang akan menjemputmu untuk pergi bersama ke pesta, bagaimana?” Luhan menawarkan.

“memang siapa yang mau menjemputku oppa?”

“rahasia, nanti kau akan tahu sendiri ketika ada yang menjemputmu. Percaya padaku, dia orang yang baik koq, mau ya?” Luhan terus membujuk Ahreum supaya mau datang.

“hm, baiklah, aku percaya pada oppa,” Ahreum memutuskan untuk menuruti saja permintaan Luhan.

“nah, gitu donk. Pasti menyenangkan. Dan saat nanti di ulang tahunku, kau akan tahu siapa yeoja yang selama ini aku ceritakan,” Luhan mencoba membuat Ahreum penasaran lagi. Tanpa merasa bersalah, ia mencubit hidung Ahreum dan berlalu pergi meninggalkan Ahreum. Meninggalkan Ahreum dengan rasa penasarannya.


-KEUT-

NOTED. part 4 yang sangaaaaat lama. sebenernya udah selese dari dahulu kala, tapi entah kenapa mau posting, bawaannya males ato malah lupa. -.-a dan penyakit mood2an saya lagi kambuh. jadi ntah kapan lanjutannya bakal muncul lagi. maap yah sodara-sodara yang baca. -.-v

[FlashFanFiction] Do You Know What Is This.. ?

Resiko menjadi seorang idol adalah, kau tidak bisa sembarangan berjalan bersama atau terlalu dekat dengan seorang wanita. Bisa bayangkan? Kalau tiba-tiba muncul sebuah berita “Cho Kyuhyun, member termuda dari boyband ternama Super Junior terlihat bergandengan tangan mesra bersama seorang wanita”, kira-kira apa reaksi para fansku?
“buktikan padaku kalau kamu benar-benar menyukaiku,”
“bagaimana caranya?”
“nyatakan perasaanmu padaku kepada banyak orang,” wajahnya terlihat serius. Wanita ini benar-benar ingin aku membuktikan apa yang telah kukatakan padanya barusan.
“baiklah, aku setuju. Aku akan menghubungimu ketika aku akan mengatakannya kepada banyak orang,”
Otakku berputar terus mencari cara selama dalam perjalanan pulang setelah bertemu dengan wanita yang aku sayangi itu dan mengungkapkan perasaanku padanya. Bagaimana caranya aku mengungkapkan perasaanku padanya tanpa diketahui atau dicurigai fans?
Setibanya di dorm, aku hanya bisa pasrah duduk di samping Donghae hyung yang tengah asik memainkan ponselnya. Aku melirik apa yang sedang Donghae hyung lakukan dengan hpnya.
“apa lihat-lihat?” rupanya Donghae hyung sadar aku memperhatikannya.
“hyung sedang apa?”
“aku berencana pergi ke restoran tacoku dan memberitahu fans aku akan kesana lewat twitter,”
Tunggu sebentar. Twitter? Benar. Tiba-tiba sebuah ide melintas dipikiranku.

Beberapa hari kemudian, aku mengirimkan pesan padanya.


Tak lama muncul sebuah balasan dari pesanku. ‘Me too,’

END

note :
[TRANS] @GaemGyu : Do you know what is this? kekekeke


Senin, 16 September 2013

[FF] Little Fairy Part. 3/?



Title                :  Little Fairy
Author           :  RitsuKim
Main Cast      :  Oh Se Hun
                           Go Ah Reum (OC)
                           Luhan
                           Park Chan Yeol
                           Kang Yu Ra (OC)
Genre             :  AU, Friendship, Romance
Rated              :  G
Length            :  Continue

“lebih baik kau tidak mendekati Luhan,”

Kata-kata itu masih saja bergema di dalam pikiranku. Apa maksudnya perkataan Sehun oppa itu? Lagipula siapa yang berniat mendekati Luhan oppa? Yah, meskipun Yura selalu merecokiku untuk terus dekat-dekat Luhan oppa. Tapi apa urusannya kalau pun aku memang berniat mendekati Luhan oppa? Toh itu tidak akan merugikannya kan?

“hei, apa yang sedang kau pikirkan? Daritadi wajahmu terlihat serius seperti sedang memikirkan sesuatu yang penting,” Yura duduk di kursi di depanku.

“aniya, aku tidak memikirkan sesuatu apapun,” aku berbohong.

“eiy, sudah berapa lama kita berteman hm? Aku tahu kau sedang memikirkan sesuatu tadi sebelum aku datang. Ceritakan padaku Ahreum ah, ada apa?” Yura bersikukuh ingin tahu.

“bukan sesuatu yang penting koq Yura ya,” ya, itu memang bukan hal yang penting. Untuk apa aku terus memikirkan perkataan Sehun oppa itu.

“annyeong Ahreum ah, annyeong Yura ya,” seseorang yang tengah aku pikirkan barusan tiba-tiba muncul. Kini telah berdiri di samping mejaku.

“Luhan oppa annyeong,” Yura langsung menyapa Luhan oppa bersemangat. “ada apa oppa datang ke.. kelas Ahreum?” Yura terlihat makin bersemangat.

“ah, aku mau meminta sedikit bantuan dari Ahreum,” Luhan tersenyum-senyum, terlihat seperti salah tingkah. Apa aku tidak salah lihat?

“apa yang bisa kubantu oppa?” aku dengan senang hati ingin membantu Luhan oppa. Entahlah, perkataan Sehun oppa waktu itu di pantai malah membuatku semakin penasaran untuk lebih dekat dengan Luhan oppa. Tunggu sebentar, kenapa aku harus peduli dengan perkataan Sehun oppa?

“nanti pulang sekolah aku jelaskan. Kau jangan pergi kemana-mana dulu ya, nanti aku ke kesini,” pesan Luhan oppa.

“arasseo,” aku mengiyakan perkataan Luhan oppa.

“baiklah kalau begitu, aku pergi dulu ya,” Luhan hendak pergi namun terhenti karena Yura berbicara padanya.

“Ahreum mau menemaniku nanti oppa,” ucap Yura dengan nada bercanda.

“kalau begitu akan kuminta Chanyeol untuk menculikmu nanti,” Luhan oppa tertawa dengan perkataannya sendiri. Begitu pula dengan Yura. Kenapa mereka bisa dengan mudah bercanda seperti itu? Sedangkan aku tidak.

Sepeninggal Luhan oppa, Yura histeris sendiri dan mengoceh dengan yakinnya bahwa ini adalah kesempatan untukku dekat dengan Luhan oppa. Ia berpesan aku tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan langka ini. Aku hanya mengiya-iyakan perkataan Yura. Ocehan Yura terpotong oleh bel tanda masuk istirahat berbunyi. Yura beranjak pergi. Sebelumnya sekali lagi ia menekankan padaku tentang aku yang tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan ini. Aku hanya mengangguk saja.

---

Sesuai pesan Luhan oppa, aku belum beranjak dari kelasku setelah bel pulang sekolah berbunyi. Setelah merapikan buku-bukuku ke dalam tas, pandanganku tertuju ke luar jendela. Meja tempatku duduk memang tepat berada di samping jendela lantai 2 ruangan ini. Lewat jendela kulihat dari kejauhan seseorang tengah berjalan sendirian menuju gerbang sekolah. Rasanya aku mengenal cara berjalannya itu. Seperti gaya berjalan Sehun oppa.

“hai, kau sedang apa Ahreum ah?” pemikiranku terpotong oleh suara Luhan oppa yang sedikit membuatku kaget juga.

“oh, tidak apa, jadi apa yang bisa aku lakukan untuk membantu Luhan oppa?” Luhan oppa duduk di bangku di depanku yang tadi saat istirahat ditempati Yura.

“begini Ahreum ah, aku ingin kau membantuku untuk mencari hadiah untuk seseorang,” Luhan berkata canggung, menggaruk belakang telinganya.

“ah, untuk yeojachingu oppa?” aku menebak.

“aniyo,” Luhan menggeleng cepat.

“kenapa oppa meminta bantuanku? Bukankan biasanya oppa selalu tahu apa yang yeoja senangi?” setidaknya begitulah yang aku tahu dari Yura. Luhan selalu tahu cara untuk menyenangkan seorang yeoja.

“tidak juga. Tidak semua wanita itu sama kan? Yeoja ini berbeda dengan kebanyakan yeoja lainnya. Dia tipe-tipe yeoja sepertimu. Tapi bukan maksudku mengatakan kalau yeoja sepertimu tidak seperti kebanyakan wanita, hanya saja yeoja seperti kalian itu menarik, menurutku, tipe yeoja sepertimu itu sangat jarang aku temui, yeoja sepertimu itu spesial,” Luhan mengakhiri penjelasan panjang lebarnya. Aku hanya bisa mematung mendengar penjelasan Luhan oppa. Apakah dengan kata lain baru saja Luhan oppa mengatakan aku spesial? Oh, tidak Ahreum ah, bangunlah, kau tidak boleh terlalu percaya diri seperti ini.

“jadi maukah kau membantuku Ahreum ah?” aku berusaha mengembalikkan pikiranku ke gelombang yang normal. Berpikiran logis, bahwa tidak mungkin Luhan menyukainya.

“baiklah, aku akan membantu oppa sebisaku,”

“bagus. Ayo kita pergi sekarang,” Luhan kelihatan sangat bersemangat. Ia langsung berdiri begitu aku menyetujui untuk membantunya mencarikan sebuah hadiah untuk yeoja yang konon katanya memiliki tipe sepertiku.

Aku membawa tasku dan berjalan mengikuti Luhan oppa. Dalam perjalanan keluar gedung sekolah Luhan oppa menanyaiku apa-apa saja yang aku suka, barang apa yang aku sukai dan hadiah apa saja yang biasanya aku harapkan orang-orang yang memberiku hadiah.

---

2 jam berputar-putar di dalam pusat perbelanjaan cukup membuatku dan Luhan oppa kelelahan. Kami beristirahat sejenak, duduk berdua di sebuah kafe yang menjual eskrim. Luhan oppa mentraktirku makan eskrim, katanya sebagai hadiah karena sudah mau membantunya mencarikan hadiah.

Pencarian kami berhenti setelah membuahkan hasil. Aku memberikan saran pada Luhan oppa kalau ia boleh memberikan barang apa saja. Asalkan Luhan oppa memberikan barangnya dengan perasaan yang tulus, pasti yeoja itu akan senang. Aku menjelaskan bahwa aku tidak mementingkan seberapa mahal atau seberapa bagus barang itu, asalkan Luhan oppa memberikannya dengan perasaan yang tulus, aku pasti menyukainya.

Pada akhirnya Luhan oppa membeli sebuah kalung perak dengan liontin berbentuk bulan sabit. Liontinnya dapat dibuka yang kita bisa menuliskan nama didalamnya. Kalungnya akan selesai dalam waktu seminggu. Luhan oppa memesan dengan menuliskan namanya dan nama yeoja itu di dalam kalungnya. Aku tidak diperbolehkan untuk mengintip nama yeoja yang Luhan oppa tuliskan. Katanya itu rahasia.

“terima kasih banyak ya Ahreum ah, aku benar-benar merasa terbantu,” ucap Luhan setelah menyeruput bubble tea kesukaannya.

“sama-sama oppa. Aku senang bisa membantu oppa,” aku tersenyum tulus padanya.

“ngomong-ngomong apa hadiahnya untuk hadiah ulang tahun yeoja itu oppa?” aku kembali mencoba menggali keterangan dari Luhan oppa. Walau bagaimana pun aku penasaran. Luhan oppa hanya terkekeh.

“rahasia,” Luhan oppa malah mengedipkan matanya padaku. Tidak, untung saja aku tidak pingsan di tempat setelah melihat kedipan mata Luhan oppa. Rasanya badanku membeku karenanya.

“nanti juga kamu akan tahu siapa yeoja itu Ahreum ah, belum saatnya kalau sekarang,” Luhan kembali menjelaskan, yang tidak begitu aku dengarkan karena pikiranku masih kacau gara-gara kedipan mata Luhan oppa itu. Pikiranku sibuk untuk menenangkan gemuruh jantungku ini.

Kami berdua sama-sama terdiam. Luhan sibuk dengan bubble teanya dan aku sibuk dengan detakan jantungku ini yang tidak juga kembali tenang.

“apa yang sedang kalian lakukan disini?” suara seorang namja berhasil mengalihkan perhatian kami. namja itu sudah duduk di kursi kosong yang tersisa.

“Sehun ah, kenapa kau bisa ada disini?” Luhan oppa sepertinya tak kalah kaget denganku. Bagaimana bisa Sehun oppa ada disini?

“jangan malah balik bertanya,” ucapnya dengan nada dingin seperti biasa. Ia mengalihkan pandangan matanya padaku secara tiba-tiba yang membuatku refleks menundukkan kepala menghindari kontak mata dengannya. Kata-katanya saat di pantai kembali berputar di dalam kepalaku. Namun kini aku tengah bersama Luhan oppa, tidak mengindahkan perkataannya dulu.

“Ahreum membantuku mencarikan sebuah hadiah Sehun ah, jangan berpikir yang tidak-tidak dulu,” Luhan oppa menjelaskan. Aku hanya diam tanpa membuka mulutku. Kenapa kami jadi seperti pasangan selingkuh yang tengah tertangkap basah oleh pasangannya?

“kau sendiri sedang apa disini?” Luhan balik bertanya pada Sehun. Sampai sekarang aku belum berani untuk mengangkat kepalaku.

“menemui paman,” jawab Sehun singkat. Kudengar mereka sama-sama terdiam. Entah apa yang tengah mereka lakukan.

“apa kau terburu-buru?” tanya Luhan pada Sehun.

“tidak juga, aku mau langsung pulang sekarang,”

“tunggu, Ahreum ah,” Luhan oppa memanggil namaku. Aku langsung mengarahkan pandanganku pada Luhan oppa tanpa melihat pada Sehun oppa.

“ya?”

“kau keberatan tidak kalau aku tidak mengantarkanmu pulang ke rumah?’ Luhan oppa menanyakannya pelan.

“oh, tidak apa. aku bisa pulang sendiri,” sedikit kecewa aku rasakan, tapi tidak apalah, bisa berjalan berdua bersama Luhan oppa saja sudah membuatku senang.

“kalau Sehun yang mengantarmu pulang, kau mau tidak?”

“APA?” aku dan Sehun oppa mengeluarkan reaksi yang sama pada saat yang bersamaan pula. Membuat Luhan oppa terkekeh pelan.

-KEUT-

p.s. gimana? gimana? maap kalo semakin gaje  makin kesini.. tapi saya sebisa mungkin pengen coba selesein ff continue ini. abis kalo bikin ff continue bawaannya pasti keputus ceritanya di tengah jalan gara-gara ilang mood buat terusinnya, ;A;
comments are allowed, ^^

Chanyeol : Rima Is mine, ;P

okay, dan lagi-lagi saya nemu pict yang bisa dijadiin cerita, XD
korban kali ini adalah...
Park Chanyeol
Oh Sehun
dan figuran Do Kyungsoo

Happy Reading, ;P

Picture 1, Credit pictures goes to maktoob exo

Chanyeol  :  hey, Sehun, gue mau bilang sesuatu ama elo..
Sehun  :  aduh, gue males ah, paling dia mau bilang-bilang tentang ceweknya lagi, pura-pura ga denger ah..


Picture 2 Credit picture goes to maktoob exo

Chanyeol  :  heh, Sehun gue juga bisa bermuka sengak kayak eloh, jadi jangan coba-coba rebut perhatian Rima gue dengan muka sengak elo yang ga mutu itu yah!
Sehun  :  hm.. tuh kan bener. iya deh iya hyung, aku ngerti..
Kyungsoo  :  gue ga ikutan ah..

XOXO

okay, saya tahu ini gaje, tapi ini menyenangkan, XD


Suho : I Miss You, Where are You...

saya jujur pengen bikin lanjutan Little Fairy, tapinya entah kenapa idenya stuck dan berasa yang udah saya susun sebelumnya terasa ga menarik lagi ceritanya.
So, saya mau semedi dulu nyari inspirasi sambil bayangin bihun muka tengil mata sengak tapi ganteng yah, X)

sebagai hiburan, saya lagi demen nyerita-nyeritain dari poto, kayak poto ini nih,
dan yang jadi korbannya adalah.... #jengjengtungplaktungplakblekblek #ceritanyasuaramusiksambutan #abaikan

.
.
.
KIM JUNMYEON a.k.a SUHO!!!

Credit picture from made in heaven

Kim Junmyeon, or I will start called him Suho from now is EXO or EXO K leader. He was born in May 1991. So, he is older than me about 2 months.

the story begin when he is sat while at fan sign event. he look like he is thinking about something. probably, he is thinking about someone that he like so much. but he never meet her again in a long time. he is thinking, "I miss her, I wanna meet her again. I'm sure you will be prettier now. I wanna meet you again Rima."

XOXO

okay, sekarang kalian boleh tinggalin bacaan ini, tapi sebelumnya saya minta maaf for my suck grammar. saya harus lebih banyak belajar tenses dan segala isinya yang berada di buku bahasa Inggris. -____-

p.s. don't angry, this is just a story to make you having fun, or make me having fun, ;p