Senin, 16 September 2013

[FF] Little Fairy Part. 3/?



Title                :  Little Fairy
Author           :  RitsuKim
Main Cast      :  Oh Se Hun
                           Go Ah Reum (OC)
                           Luhan
                           Park Chan Yeol
                           Kang Yu Ra (OC)
Genre             :  AU, Friendship, Romance
Rated              :  G
Length            :  Continue

“lebih baik kau tidak mendekati Luhan,”

Kata-kata itu masih saja bergema di dalam pikiranku. Apa maksudnya perkataan Sehun oppa itu? Lagipula siapa yang berniat mendekati Luhan oppa? Yah, meskipun Yura selalu merecokiku untuk terus dekat-dekat Luhan oppa. Tapi apa urusannya kalau pun aku memang berniat mendekati Luhan oppa? Toh itu tidak akan merugikannya kan?

“hei, apa yang sedang kau pikirkan? Daritadi wajahmu terlihat serius seperti sedang memikirkan sesuatu yang penting,” Yura duduk di kursi di depanku.

“aniya, aku tidak memikirkan sesuatu apapun,” aku berbohong.

“eiy, sudah berapa lama kita berteman hm? Aku tahu kau sedang memikirkan sesuatu tadi sebelum aku datang. Ceritakan padaku Ahreum ah, ada apa?” Yura bersikukuh ingin tahu.

“bukan sesuatu yang penting koq Yura ya,” ya, itu memang bukan hal yang penting. Untuk apa aku terus memikirkan perkataan Sehun oppa itu.

“annyeong Ahreum ah, annyeong Yura ya,” seseorang yang tengah aku pikirkan barusan tiba-tiba muncul. Kini telah berdiri di samping mejaku.

“Luhan oppa annyeong,” Yura langsung menyapa Luhan oppa bersemangat. “ada apa oppa datang ke.. kelas Ahreum?” Yura terlihat makin bersemangat.

“ah, aku mau meminta sedikit bantuan dari Ahreum,” Luhan tersenyum-senyum, terlihat seperti salah tingkah. Apa aku tidak salah lihat?

“apa yang bisa kubantu oppa?” aku dengan senang hati ingin membantu Luhan oppa. Entahlah, perkataan Sehun oppa waktu itu di pantai malah membuatku semakin penasaran untuk lebih dekat dengan Luhan oppa. Tunggu sebentar, kenapa aku harus peduli dengan perkataan Sehun oppa?

“nanti pulang sekolah aku jelaskan. Kau jangan pergi kemana-mana dulu ya, nanti aku ke kesini,” pesan Luhan oppa.

“arasseo,” aku mengiyakan perkataan Luhan oppa.

“baiklah kalau begitu, aku pergi dulu ya,” Luhan hendak pergi namun terhenti karena Yura berbicara padanya.

“Ahreum mau menemaniku nanti oppa,” ucap Yura dengan nada bercanda.

“kalau begitu akan kuminta Chanyeol untuk menculikmu nanti,” Luhan oppa tertawa dengan perkataannya sendiri. Begitu pula dengan Yura. Kenapa mereka bisa dengan mudah bercanda seperti itu? Sedangkan aku tidak.

Sepeninggal Luhan oppa, Yura histeris sendiri dan mengoceh dengan yakinnya bahwa ini adalah kesempatan untukku dekat dengan Luhan oppa. Ia berpesan aku tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan langka ini. Aku hanya mengiya-iyakan perkataan Yura. Ocehan Yura terpotong oleh bel tanda masuk istirahat berbunyi. Yura beranjak pergi. Sebelumnya sekali lagi ia menekankan padaku tentang aku yang tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan ini. Aku hanya mengangguk saja.

---

Sesuai pesan Luhan oppa, aku belum beranjak dari kelasku setelah bel pulang sekolah berbunyi. Setelah merapikan buku-bukuku ke dalam tas, pandanganku tertuju ke luar jendela. Meja tempatku duduk memang tepat berada di samping jendela lantai 2 ruangan ini. Lewat jendela kulihat dari kejauhan seseorang tengah berjalan sendirian menuju gerbang sekolah. Rasanya aku mengenal cara berjalannya itu. Seperti gaya berjalan Sehun oppa.

“hai, kau sedang apa Ahreum ah?” pemikiranku terpotong oleh suara Luhan oppa yang sedikit membuatku kaget juga.

“oh, tidak apa, jadi apa yang bisa aku lakukan untuk membantu Luhan oppa?” Luhan oppa duduk di bangku di depanku yang tadi saat istirahat ditempati Yura.

“begini Ahreum ah, aku ingin kau membantuku untuk mencari hadiah untuk seseorang,” Luhan berkata canggung, menggaruk belakang telinganya.

“ah, untuk yeojachingu oppa?” aku menebak.

“aniyo,” Luhan menggeleng cepat.

“kenapa oppa meminta bantuanku? Bukankan biasanya oppa selalu tahu apa yang yeoja senangi?” setidaknya begitulah yang aku tahu dari Yura. Luhan selalu tahu cara untuk menyenangkan seorang yeoja.

“tidak juga. Tidak semua wanita itu sama kan? Yeoja ini berbeda dengan kebanyakan yeoja lainnya. Dia tipe-tipe yeoja sepertimu. Tapi bukan maksudku mengatakan kalau yeoja sepertimu tidak seperti kebanyakan wanita, hanya saja yeoja seperti kalian itu menarik, menurutku, tipe yeoja sepertimu itu sangat jarang aku temui, yeoja sepertimu itu spesial,” Luhan mengakhiri penjelasan panjang lebarnya. Aku hanya bisa mematung mendengar penjelasan Luhan oppa. Apakah dengan kata lain baru saja Luhan oppa mengatakan aku spesial? Oh, tidak Ahreum ah, bangunlah, kau tidak boleh terlalu percaya diri seperti ini.

“jadi maukah kau membantuku Ahreum ah?” aku berusaha mengembalikkan pikiranku ke gelombang yang normal. Berpikiran logis, bahwa tidak mungkin Luhan menyukainya.

“baiklah, aku akan membantu oppa sebisaku,”

“bagus. Ayo kita pergi sekarang,” Luhan kelihatan sangat bersemangat. Ia langsung berdiri begitu aku menyetujui untuk membantunya mencarikan sebuah hadiah untuk yeoja yang konon katanya memiliki tipe sepertiku.

Aku membawa tasku dan berjalan mengikuti Luhan oppa. Dalam perjalanan keluar gedung sekolah Luhan oppa menanyaiku apa-apa saja yang aku suka, barang apa yang aku sukai dan hadiah apa saja yang biasanya aku harapkan orang-orang yang memberiku hadiah.

---

2 jam berputar-putar di dalam pusat perbelanjaan cukup membuatku dan Luhan oppa kelelahan. Kami beristirahat sejenak, duduk berdua di sebuah kafe yang menjual eskrim. Luhan oppa mentraktirku makan eskrim, katanya sebagai hadiah karena sudah mau membantunya mencarikan hadiah.

Pencarian kami berhenti setelah membuahkan hasil. Aku memberikan saran pada Luhan oppa kalau ia boleh memberikan barang apa saja. Asalkan Luhan oppa memberikan barangnya dengan perasaan yang tulus, pasti yeoja itu akan senang. Aku menjelaskan bahwa aku tidak mementingkan seberapa mahal atau seberapa bagus barang itu, asalkan Luhan oppa memberikannya dengan perasaan yang tulus, aku pasti menyukainya.

Pada akhirnya Luhan oppa membeli sebuah kalung perak dengan liontin berbentuk bulan sabit. Liontinnya dapat dibuka yang kita bisa menuliskan nama didalamnya. Kalungnya akan selesai dalam waktu seminggu. Luhan oppa memesan dengan menuliskan namanya dan nama yeoja itu di dalam kalungnya. Aku tidak diperbolehkan untuk mengintip nama yeoja yang Luhan oppa tuliskan. Katanya itu rahasia.

“terima kasih banyak ya Ahreum ah, aku benar-benar merasa terbantu,” ucap Luhan setelah menyeruput bubble tea kesukaannya.

“sama-sama oppa. Aku senang bisa membantu oppa,” aku tersenyum tulus padanya.

“ngomong-ngomong apa hadiahnya untuk hadiah ulang tahun yeoja itu oppa?” aku kembali mencoba menggali keterangan dari Luhan oppa. Walau bagaimana pun aku penasaran. Luhan oppa hanya terkekeh.

“rahasia,” Luhan oppa malah mengedipkan matanya padaku. Tidak, untung saja aku tidak pingsan di tempat setelah melihat kedipan mata Luhan oppa. Rasanya badanku membeku karenanya.

“nanti juga kamu akan tahu siapa yeoja itu Ahreum ah, belum saatnya kalau sekarang,” Luhan kembali menjelaskan, yang tidak begitu aku dengarkan karena pikiranku masih kacau gara-gara kedipan mata Luhan oppa itu. Pikiranku sibuk untuk menenangkan gemuruh jantungku ini.

Kami berdua sama-sama terdiam. Luhan sibuk dengan bubble teanya dan aku sibuk dengan detakan jantungku ini yang tidak juga kembali tenang.

“apa yang sedang kalian lakukan disini?” suara seorang namja berhasil mengalihkan perhatian kami. namja itu sudah duduk di kursi kosong yang tersisa.

“Sehun ah, kenapa kau bisa ada disini?” Luhan oppa sepertinya tak kalah kaget denganku. Bagaimana bisa Sehun oppa ada disini?

“jangan malah balik bertanya,” ucapnya dengan nada dingin seperti biasa. Ia mengalihkan pandangan matanya padaku secara tiba-tiba yang membuatku refleks menundukkan kepala menghindari kontak mata dengannya. Kata-katanya saat di pantai kembali berputar di dalam kepalaku. Namun kini aku tengah bersama Luhan oppa, tidak mengindahkan perkataannya dulu.

“Ahreum membantuku mencarikan sebuah hadiah Sehun ah, jangan berpikir yang tidak-tidak dulu,” Luhan oppa menjelaskan. Aku hanya diam tanpa membuka mulutku. Kenapa kami jadi seperti pasangan selingkuh yang tengah tertangkap basah oleh pasangannya?

“kau sendiri sedang apa disini?” Luhan balik bertanya pada Sehun. Sampai sekarang aku belum berani untuk mengangkat kepalaku.

“menemui paman,” jawab Sehun singkat. Kudengar mereka sama-sama terdiam. Entah apa yang tengah mereka lakukan.

“apa kau terburu-buru?” tanya Luhan pada Sehun.

“tidak juga, aku mau langsung pulang sekarang,”

“tunggu, Ahreum ah,” Luhan oppa memanggil namaku. Aku langsung mengarahkan pandanganku pada Luhan oppa tanpa melihat pada Sehun oppa.

“ya?”

“kau keberatan tidak kalau aku tidak mengantarkanmu pulang ke rumah?’ Luhan oppa menanyakannya pelan.

“oh, tidak apa. aku bisa pulang sendiri,” sedikit kecewa aku rasakan, tapi tidak apalah, bisa berjalan berdua bersama Luhan oppa saja sudah membuatku senang.

“kalau Sehun yang mengantarmu pulang, kau mau tidak?”

“APA?” aku dan Sehun oppa mengeluarkan reaksi yang sama pada saat yang bersamaan pula. Membuat Luhan oppa terkekeh pelan.

-KEUT-

p.s. gimana? gimana? maap kalo semakin gaje  makin kesini.. tapi saya sebisa mungkin pengen coba selesein ff continue ini. abis kalo bikin ff continue bawaannya pasti keputus ceritanya di tengah jalan gara-gara ilang mood buat terusinnya, ;A;
comments are allowed, ^^

Chanyeol : Rima Is mine, ;P

okay, dan lagi-lagi saya nemu pict yang bisa dijadiin cerita, XD
korban kali ini adalah...
Park Chanyeol
Oh Sehun
dan figuran Do Kyungsoo

Happy Reading, ;P

Picture 1, Credit pictures goes to maktoob exo

Chanyeol  :  hey, Sehun, gue mau bilang sesuatu ama elo..
Sehun  :  aduh, gue males ah, paling dia mau bilang-bilang tentang ceweknya lagi, pura-pura ga denger ah..


Picture 2 Credit picture goes to maktoob exo

Chanyeol  :  heh, Sehun gue juga bisa bermuka sengak kayak eloh, jadi jangan coba-coba rebut perhatian Rima gue dengan muka sengak elo yang ga mutu itu yah!
Sehun  :  hm.. tuh kan bener. iya deh iya hyung, aku ngerti..
Kyungsoo  :  gue ga ikutan ah..

XOXO

okay, saya tahu ini gaje, tapi ini menyenangkan, XD


Suho : I Miss You, Where are You...

saya jujur pengen bikin lanjutan Little Fairy, tapinya entah kenapa idenya stuck dan berasa yang udah saya susun sebelumnya terasa ga menarik lagi ceritanya.
So, saya mau semedi dulu nyari inspirasi sambil bayangin bihun muka tengil mata sengak tapi ganteng yah, X)

sebagai hiburan, saya lagi demen nyerita-nyeritain dari poto, kayak poto ini nih,
dan yang jadi korbannya adalah.... #jengjengtungplaktungplakblekblek #ceritanyasuaramusiksambutan #abaikan

.
.
.
KIM JUNMYEON a.k.a SUHO!!!

Credit picture from made in heaven

Kim Junmyeon, or I will start called him Suho from now is EXO or EXO K leader. He was born in May 1991. So, he is older than me about 2 months.

the story begin when he is sat while at fan sign event. he look like he is thinking about something. probably, he is thinking about someone that he like so much. but he never meet her again in a long time. he is thinking, "I miss her, I wanna meet her again. I'm sure you will be prettier now. I wanna meet you again Rima."

XOXO

okay, sekarang kalian boleh tinggalin bacaan ini, tapi sebelumnya saya minta maaf for my suck grammar. saya harus lebih banyak belajar tenses dan segala isinya yang berada di buku bahasa Inggris. -____-

p.s. don't angry, this is just a story to make you having fun, or make me having fun, ;p

Selasa, 10 September 2013

[FF] Little Fairy Part. 2/?



Title                :  Little Fairy
Author           :  RitsuKim
Main Cast      :  Oh Se Hun
                           Go Ah Reum (OC)
                           Luhan
                           Park Chan Yeol
                           Kang Yu Ra (OC)
Genre             :  AU, Friendship, Romance
Rated              :  G
Length            :  Continue
A/N                 : mumpung masih semangat nulisnya, jadi langsung aja kebut ke part 2, :D hope you enjoy it! RCL please ^^

Astaga, kenapa tidak ada satupun yang mencegahku agar aku tidak diantar Luhan oppa? Seseorang tolong aku!

---

Akhirnya aku sampai juga di rumah setelah perjalanan yang rasanya seabad itu. Aku hanya bisa diam di dalam mobil yang Luhan oppa kemudikan. Ketika Luhan oppa bertanya aku menjawab dengan sangat-sangat singkat. Kebanyakan malah Luhan oppa yang berbicara selama di jalan. Otakku rasanya membeku seketika saat berada di perjalanan tadi.

Secepatnya aku menuju kamar tidurku, menyimpan tas sekolahku dan berganti baju. Ah, tas sekolah, kalau aku ingat kejadian memalukan tadi, sungguh aku tidak mau bertemu lagi dengan Luhan oppa.

Ceritanya begitu sampai di depan rumah, aku langsung turun saja dari mobil. Aku sudah berpamitan dan mengucapka terima kasih banyak pada Luhan oppa karena sudah mau susah-susah mengantarkanku pulang. Luhan oppa hanya tersenyum saja padaku. aku sudah berbalik hendak masuk ke dalam rumah, Luhan oppa memanggilku lagi, dia mengatakan, “Ahreum ah, aku tahu kau sangat berterima kasih padaku karena mau mengantarkanmu pulang, tapi kau tidak perlu memberikanku hadiah tas sekolahmu,”

Sungguh rasanya aku ingin menghilang saja dari muka bumi ini pada saat itu. Bagaimana bisa aku meninggalkan tas sekolahku di mobil Luhan oppa. Uh, Ahreum pabo. Aku mengutuki diriku sendiri.

Setelah selesai ganti baju aku mengirimkan pesan singkat kepada Yura, “Yura ya, aku marah padamu, L

Baru saja aku memencet tombol SEND, tidak lama Yura sudah membalas lagi pesanku.

Yura_Kang     :  kkk~ harusnya kau berterima kasih padaku karena aku sudah membuatmu bisa pulang bersama Luhan oppa, :-p

Ahreum_Go    :  itu namanya kau menjebakku pada situasi berbahaya. Kau tau sendiri aku tidak bisa berkutik kalau di depan namja yang aku sukai. L

Ahreum_Go    :  lagipula aku hanya mengagumi Luhan oppa. Aku tidak berniat menjadi salah satu yeoja yang mengisi daftar panjang perjalanan cintanya itu.

Yura_Kang     :  yaa.. siapa tahu Luhan oppa akhirnya takluk pada seorang yeoja bernama Go Ahreum, :-p

Yura_Kang     :  ah iya, tadi aku sempat berbicara pada Chanyeol oppa, bagaimana kalau akhir minggu nanti kita double date?

Aku memutar bola mataku membaca pesan singkat dari Yura. Kenapa dia selalu saja amnesia kalau aku ini tidak punya pacar? Bagaimana mungkin kami bisa melakukan double date?

Ahreum_Go    :  kenapa kau selalu saja lupa kalau aku ini tidak punya pacar? ==’

Yura_Kang     :  aniya, aku tidak lupa. Kau kan bisa pergi bersama Luhan oppa. Bukannya tadi di perjalanan pulang kalian langsung jadian? :-p

Ahreum_Go    :  ==’

Aku semakin mengernyitkan dahiku membaca perkataan Yura yang semakin ngaco itu,

Yura_Kang     :  kkk~ bercanda Ahreum ah, ^^v maksudku, Chanyeol oppa akan mengajak Luhan oppa nanti di akhir pekan untuk jalan-jalan, dan kau harus ikut. Jadilah kita seperti double date kan? Bagaimana ide brilianku itu? Chanyeol oppa sudah setuju untuk mengajak Luhan oppa.

Ketika aku sedang mengetik balasan pesannya Yura sudah mengirimkan pesan lagi.

Yura_Kang     :  ah, pokoknya kau harus ikut, ok? Aku tidak menerima jawaban tidak. :D

Sudah kuduga, dia pasti memaksaku untuk ikut. Seorang Kang Yura selalu berhasil membujukku untuk mengikuti kemauannya.

---

Minggu pagi, Yura sudah datang ke rumahku pagi-pagi sekali. Awalnya dia malah mengajakku untuk menginap di rumahnya, tapi aku menolaknya. Jadilah pukul 10 pagi aku dan Yura sudah siap dan menunggu jemputan Chanyeol oppa.

Pukul 10.15, mobil Chanyeol oppa datang menjemput kami. Kami bertiga berangkat bersama menggunakan mobil Chanyeol oppa. Sudah dapat dipastikan aku menjadi obat nyamuk untuk sementara waktu ketika sedang di perjalanan.

Rencananya kami akan pergi jalan-jalan ke rumah Chanyeol oppa yang ada di dekat pantai Busan. Menurut Yura suasana pantai bagus untuk membangun sebuah hubungan. Dia sudah seperti Eomma yang terobsesi mendebutkan anaknya menjadi artis saja.

Perjalanan yang kami tempuh cukup lama. Sesampainya di Busan, di rumah Chanyeol oppa sudah ada 2 buah mobil terparkir di halaman depannya. 1 mobil aku kenali sebagai mobil Luhan oppa yang waktu kemarin dipakai Luhan oppa untuk mengantarkanku pulang ke rumah.

“lho, kenapa mobil Sehun ada disini?” Chanyeol bergumam sendiri ketika selesai memarkirkan mobilnya.

“Sehun oppa? Apa oppa mengundang Sehun oppa juga?” Yura bertanya pada Chanyeol oppa. Chanyeol dengan cepat menggeleng. Dia turun dan membukakan pintu mobil untukku dan Yura.

Aku bergegas turun dan mengikuti pasangan Chanyeol-Yura masuk ke dalam rumah. Di dalam rumah ternyata sudah ada Luhan oppa yang sedang mengobrol dengan yeoja yang entah siapa. Mereka terlihat sangat nyaman mengobrol berdua. Sedangkan Sehun oppa tengah duduk menyendiri di pojok ruangan dengan earphone menempel di telinganya.

“annyeong!!!” suara besar Chanyeol oppa membuat semua orang yang ada di ruangan itu menoleh padanya, kecuali Sehun oppa.

“ah, kalian sudah datang,” Luhan oppa langsung bangkit berdiri menyapa kami, Chanyeol oppa, Yura dan aku.

“annyeong Ahreum ah, bagaimana kabarmu?” Luhan oppa tersenyum manis padaku dan tanpa ragu mengacak rambutku. Cukup membuat jantungku berdebar.

“ann, yeong Luhan oppa. Aku baik,” aku sedikit mengangguk menjawab sapaan Luhan oppa. Yeoja yang tadi bersama Luhan oppa mengikuti Luhan oppa.

“ah, iya ini sepupu Sehun. Namanya Oh Minji. Mm, tadi begitu aku mau berangkat Sehun datang dan akhirnya dia memutuskan untuk ikut,” Luhan memperkenalkan yeoja itu.

“annyeonghaseyo, Oh Minji imnida, bangapseumnida. Maaf aku dan Sehun tiba-tiba ikut acara kalian,” yeoja yang ternyata bernama Oh Minji itu memperkenalkan dirinya pada kami bertiga.

“tidak apa-apakan kalau Sehun dan Minji ikut bersama kita?” Luhan bertanya ragu-ragu.

“ah, tentu saja tidak apa-apa. ah iya aku Park Chanyeol dan ini yeojachinguku Kang Yura dan temannya Go Ahreum,” Chanyeol oppa langsung mengambil alih menjawab pertanyaan Luhan oppa dan memperkenalkan Yura dan aku.

Aku dan Yura sama-sama menyapa Minji.

“ah iya, Minji ini satu line dengan kita Chanyeol ah,” Luhan oppa menerangkan.

“ah, annyeong Minji unnie,” Yura mengoreksi sapaannya. “bolehkan kami memanggil dengan sebutan unnie?” Yura seperti biasa terlihat ramah.

“tentu saja, aku menyukainya,” Minji unnie juga balas tersenyum ramah pada Yura. Sepertinya Minji unnie ini adalah tipe yeoja yang sama seperti Yura.

“sedang apa dia disana?” Chanyeol bertanya pada Luhan, melihat Sehun yang sedang menyendiri.

“yah, dia kan memang biasa seperti itu. Ah, iya aku dan Minji tadi sudah berencana mau jalan-jalan di sekitar pantai, ada yang mau ikut bersama kami?” Luhan mengedarkan pandangannya kepada kami bertiga.

Yura menoleh padaku, pandangannya seolah menyuruhku untuk ikut mereka, namun aku memilih untuk diam saja dan tidak ikut. Lagipula kalau aku saja yang ikut pasti jadinya canggung.

“sepertinya kami mau istirahat saja dulu,” karena tidak ada satupun dari kami yang menjawab, Chanyeol mengambil alih untuk menjawab tawaran Luhan.

“ah, baiklah kalau begitu. Kalian istirahat saja dulu, kajja Minji ah,” Luhan mengajak Minji untuk mengikutinya.

“Sehun tidak ikut kalian?” tanya Chanyeol.

Luhan menggeleng, “sepertinya dia lebih suka seperti itu,”

Setelah Luhan dan Minji pergi, Yura mendelik kepadaku, dia pasti akan langsung mengomel.

“kenapa kau tidak ikut mereka?” benar kan. Yura mengomel dengan wajah gemasnya.

“mana mungkin aku ikut mereka, aku kan tidak dekat dengan mereka Yura ya,” aku berjalan menuju sofa yang tadi menjadi tempat duduk Luhan dan Minji.

“setidaknya kan mereka tidak hanya berdua kalau kau ada,” Yura manyun, sepertinya kesal karena rencananya tidak berjalan dengan semestinya.

“sudahlah, aku diajak jalan-jalan kesini saja sudah senang koq,” aku berusaha membuat Yura tenang.

“tapi kan..”

“Yura ya, mau ga naik kapalnya?” Chanyeol mendekat lagi pada Yura setelah tadi dia mengobrol sebentar dengan Sehun.

“aku mau, tapi Ahreum kasian disini sendiri,” Yura merenggut manja pada Chanyeol.

“gwaenchana. Kalian berdua pergi saja, aku tidak apa-apa disini,” aku tidak mau merusak kencan Yura dengan Chanyeol.

“kau yakin? Tapi aku jadi merasa bersalah padamu Ahreum ah,” Yura masih saja merasa tidak enak sepertinya.

“sudah tidak apa-apa, Chanyeol oppa, Yura ya kalian pergi saja, aku tidak apa-apa disini. Kalau mau jalan-jalan aku bisa keluar sendiri nanti,” aku berusaha membujuk Yura supaya dia tidak merasa sungkan lagi karena harus meninggalkanku.

Setelah bermacam-macam bujukan, akhirnya Yura mau juga pergi bersama Chanyeol tanpa perlu merasa tidak enak padaku. aku menyandarkan kepalaku ke punggung sofa, membuka hp dan memutuskan untuk bermain game di ponselku.

---

Rasanya sudah cukup lama aku duduk di sofa memainkan ponselku ketika Sehun oppa tahu-tahu sudah berdiri di depanku.

“kau bawa minum?” dengan pandangan matanya yang tanpa ekspresi.

“nde? Ah ani, aku tidak membawa minum,” entah kenapa setiap kali aku bertemu pandang dengan Sehun oppa, aku merasa seakan dia tengah mengintimidasiku dengan pertanyaan yang sulit.

Tanpa berkata apa-apa lagi ia berbalik dan pergi menjauh dariku menuju pintu. Dia sudah membuka pintu, namun langkahnya terhenti dan menoleh lagi ke arahku.

“kau lebih suka ditinggal sendiri atau kau mau ikut mencari minum?”

“ye? Ah, bolehkah?” posisi dudukku menjadi lebih tegak di sofa ketika Sehun oppa kembali bertanya padaku.

“kalau kau mau disini, aku akan pergi sendiri,” Sehun oppa sudah kembali berbalik dan hendak keluar.

“aku ikut,” aku tidak mau berada di rumah ini sendirian. Aku bergegas memasukkan ponselku ke tas dan mengikuti Sehun oppa keluar rumah.

Sehun oppa berjalan santai di depanku tanpa berbicara sepatah katapun. Kami berjalan menyusuri jalan setapak. Di sebelah kiriku terpampang pemandangan luasnya lautan dan deburan ombak. Rambutku tertiup-tiup angin. Rasanya sedikit menyenangkan  melihat pemandangan lautan meskipun rasanya aku seperti berjalan sendirian.

Langkah Sehun oppa berubah arah, Ia masuk ke sebuah minimarket. Ia membawa 2 buah minuman kaleng dari pendingin dan membayarnya terlebih dulu. Sesudahnya ia keluar dan berjalan lagi, kali ini mendekat ke arah lautan. Aku terus mengikutinya sampai langkahnya terhenti di bawah sebuah pohon palem yang cukup besar dan membuat siapapun yang berdiri di bawahnya terlindungi dari sinar matahari. Aku yang sedari tadi terus mengikutinya juga berhenti melangkah. Ia membalikkan badannya dan menyodorkan 1 kaleng minumannya ke hadapanku.

“untukmu,” aku tidak mengira Sehun oppa akan memberiku minuman kaleng itu. Sikapnya yang tidak dapat ditebak itu malah membuatku tidak bisa langsung merespon apa yang dilakukannya.

“tapi kalau kau tidak mau..”

“aniya, kamsahamnida,” aku mengambil kaleng minuman yang diberikan Sehun oppa padaku.

Setelah kaleng minumnya aku ambil, Sehun oppa duduk di pasir di bawah pohon palem. Ia membuka penutup kalengnya dan minum. Aku sendiri bingung, apakah aku harus duduk juga, disampingnya atau aku harus bagaimana.

Beberapa teguk Sehun oppa minum ia kembali melihat padaku sekilas dan mengalihkan pandangannya lagi ke deburan ombak yang bersautan.

“duduklah,” mendapat ijin untuk duduk, akhirnya aku duduk di samping Sehun oppa. Jarak duduk kami tidak terlalu dekat. Aku mencoba membuka penutup kaleng minumanku. Tapi ntah apa yang terjadi padaku, kenapa rasanya membuka penutup kaleng ini menjadi sulit. Aku terus berusaha membukanya sampai sebuah tangan mengambil minumanku. Sehun oppa membukakan kaleng minumanku. Setelah berhasil membukanya, ia mengembalikan kalengnya padaku.

Aku mengangguk padanya dan mengucapkan terima kasih banyak karena sudah membantuku membuka minumannya. Sehun oppa tidak balas berbicara padaku, jadi selanjutnya aku lebih memilih diam saja dan minum.

“kau teman yeojachingu Chanyeol?” Sehun oppa tiba-tiba bertanya padaku tanpa mengalihkan penglihatannya.

“ne, aku teman Yura, Go Ahreum imnida,” aku menjawab sesopan mungkin.

“lebih baik kau tidak mendekati Luhan,”

-KEUT-

bihun muka tengil mata sengak tapi ganteng, kenapa bikin ini part saya malah makin kecantol sama dirimu... Chanyeol ah, maapkeun noona yah, T_T
wkwkwk.. tapi beneran dah ini ff sinetron banget, anak-anak sekolahan udah bawa mobil. maapkeun yah, _-_ 
komen yak komen yak yang baca, komennya bebas mau bilang apa juga tentang ni ff, kalo susah boleh komennya ke fb saya aja di Rima Ratnasari atau twitter @RitsuKim
khamsa.. ^^