Senin, 16 September 2013

[FF] Little Fairy Part. 3/?



Title                :  Little Fairy
Author           :  RitsuKim
Main Cast      :  Oh Se Hun
                           Go Ah Reum (OC)
                           Luhan
                           Park Chan Yeol
                           Kang Yu Ra (OC)
Genre             :  AU, Friendship, Romance
Rated              :  G
Length            :  Continue

“lebih baik kau tidak mendekati Luhan,”

Kata-kata itu masih saja bergema di dalam pikiranku. Apa maksudnya perkataan Sehun oppa itu? Lagipula siapa yang berniat mendekati Luhan oppa? Yah, meskipun Yura selalu merecokiku untuk terus dekat-dekat Luhan oppa. Tapi apa urusannya kalau pun aku memang berniat mendekati Luhan oppa? Toh itu tidak akan merugikannya kan?

“hei, apa yang sedang kau pikirkan? Daritadi wajahmu terlihat serius seperti sedang memikirkan sesuatu yang penting,” Yura duduk di kursi di depanku.

“aniya, aku tidak memikirkan sesuatu apapun,” aku berbohong.

“eiy, sudah berapa lama kita berteman hm? Aku tahu kau sedang memikirkan sesuatu tadi sebelum aku datang. Ceritakan padaku Ahreum ah, ada apa?” Yura bersikukuh ingin tahu.

“bukan sesuatu yang penting koq Yura ya,” ya, itu memang bukan hal yang penting. Untuk apa aku terus memikirkan perkataan Sehun oppa itu.

“annyeong Ahreum ah, annyeong Yura ya,” seseorang yang tengah aku pikirkan barusan tiba-tiba muncul. Kini telah berdiri di samping mejaku.

“Luhan oppa annyeong,” Yura langsung menyapa Luhan oppa bersemangat. “ada apa oppa datang ke.. kelas Ahreum?” Yura terlihat makin bersemangat.

“ah, aku mau meminta sedikit bantuan dari Ahreum,” Luhan tersenyum-senyum, terlihat seperti salah tingkah. Apa aku tidak salah lihat?

“apa yang bisa kubantu oppa?” aku dengan senang hati ingin membantu Luhan oppa. Entahlah, perkataan Sehun oppa waktu itu di pantai malah membuatku semakin penasaran untuk lebih dekat dengan Luhan oppa. Tunggu sebentar, kenapa aku harus peduli dengan perkataan Sehun oppa?

“nanti pulang sekolah aku jelaskan. Kau jangan pergi kemana-mana dulu ya, nanti aku ke kesini,” pesan Luhan oppa.

“arasseo,” aku mengiyakan perkataan Luhan oppa.

“baiklah kalau begitu, aku pergi dulu ya,” Luhan hendak pergi namun terhenti karena Yura berbicara padanya.

“Ahreum mau menemaniku nanti oppa,” ucap Yura dengan nada bercanda.

“kalau begitu akan kuminta Chanyeol untuk menculikmu nanti,” Luhan oppa tertawa dengan perkataannya sendiri. Begitu pula dengan Yura. Kenapa mereka bisa dengan mudah bercanda seperti itu? Sedangkan aku tidak.

Sepeninggal Luhan oppa, Yura histeris sendiri dan mengoceh dengan yakinnya bahwa ini adalah kesempatan untukku dekat dengan Luhan oppa. Ia berpesan aku tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan langka ini. Aku hanya mengiya-iyakan perkataan Yura. Ocehan Yura terpotong oleh bel tanda masuk istirahat berbunyi. Yura beranjak pergi. Sebelumnya sekali lagi ia menekankan padaku tentang aku yang tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan ini. Aku hanya mengangguk saja.

---

Sesuai pesan Luhan oppa, aku belum beranjak dari kelasku setelah bel pulang sekolah berbunyi. Setelah merapikan buku-bukuku ke dalam tas, pandanganku tertuju ke luar jendela. Meja tempatku duduk memang tepat berada di samping jendela lantai 2 ruangan ini. Lewat jendela kulihat dari kejauhan seseorang tengah berjalan sendirian menuju gerbang sekolah. Rasanya aku mengenal cara berjalannya itu. Seperti gaya berjalan Sehun oppa.

“hai, kau sedang apa Ahreum ah?” pemikiranku terpotong oleh suara Luhan oppa yang sedikit membuatku kaget juga.

“oh, tidak apa, jadi apa yang bisa aku lakukan untuk membantu Luhan oppa?” Luhan oppa duduk di bangku di depanku yang tadi saat istirahat ditempati Yura.

“begini Ahreum ah, aku ingin kau membantuku untuk mencari hadiah untuk seseorang,” Luhan berkata canggung, menggaruk belakang telinganya.

“ah, untuk yeojachingu oppa?” aku menebak.

“aniyo,” Luhan menggeleng cepat.

“kenapa oppa meminta bantuanku? Bukankan biasanya oppa selalu tahu apa yang yeoja senangi?” setidaknya begitulah yang aku tahu dari Yura. Luhan selalu tahu cara untuk menyenangkan seorang yeoja.

“tidak juga. Tidak semua wanita itu sama kan? Yeoja ini berbeda dengan kebanyakan yeoja lainnya. Dia tipe-tipe yeoja sepertimu. Tapi bukan maksudku mengatakan kalau yeoja sepertimu tidak seperti kebanyakan wanita, hanya saja yeoja seperti kalian itu menarik, menurutku, tipe yeoja sepertimu itu sangat jarang aku temui, yeoja sepertimu itu spesial,” Luhan mengakhiri penjelasan panjang lebarnya. Aku hanya bisa mematung mendengar penjelasan Luhan oppa. Apakah dengan kata lain baru saja Luhan oppa mengatakan aku spesial? Oh, tidak Ahreum ah, bangunlah, kau tidak boleh terlalu percaya diri seperti ini.

“jadi maukah kau membantuku Ahreum ah?” aku berusaha mengembalikkan pikiranku ke gelombang yang normal. Berpikiran logis, bahwa tidak mungkin Luhan menyukainya.

“baiklah, aku akan membantu oppa sebisaku,”

“bagus. Ayo kita pergi sekarang,” Luhan kelihatan sangat bersemangat. Ia langsung berdiri begitu aku menyetujui untuk membantunya mencarikan sebuah hadiah untuk yeoja yang konon katanya memiliki tipe sepertiku.

Aku membawa tasku dan berjalan mengikuti Luhan oppa. Dalam perjalanan keluar gedung sekolah Luhan oppa menanyaiku apa-apa saja yang aku suka, barang apa yang aku sukai dan hadiah apa saja yang biasanya aku harapkan orang-orang yang memberiku hadiah.

---

2 jam berputar-putar di dalam pusat perbelanjaan cukup membuatku dan Luhan oppa kelelahan. Kami beristirahat sejenak, duduk berdua di sebuah kafe yang menjual eskrim. Luhan oppa mentraktirku makan eskrim, katanya sebagai hadiah karena sudah mau membantunya mencarikan hadiah.

Pencarian kami berhenti setelah membuahkan hasil. Aku memberikan saran pada Luhan oppa kalau ia boleh memberikan barang apa saja. Asalkan Luhan oppa memberikan barangnya dengan perasaan yang tulus, pasti yeoja itu akan senang. Aku menjelaskan bahwa aku tidak mementingkan seberapa mahal atau seberapa bagus barang itu, asalkan Luhan oppa memberikannya dengan perasaan yang tulus, aku pasti menyukainya.

Pada akhirnya Luhan oppa membeli sebuah kalung perak dengan liontin berbentuk bulan sabit. Liontinnya dapat dibuka yang kita bisa menuliskan nama didalamnya. Kalungnya akan selesai dalam waktu seminggu. Luhan oppa memesan dengan menuliskan namanya dan nama yeoja itu di dalam kalungnya. Aku tidak diperbolehkan untuk mengintip nama yeoja yang Luhan oppa tuliskan. Katanya itu rahasia.

“terima kasih banyak ya Ahreum ah, aku benar-benar merasa terbantu,” ucap Luhan setelah menyeruput bubble tea kesukaannya.

“sama-sama oppa. Aku senang bisa membantu oppa,” aku tersenyum tulus padanya.

“ngomong-ngomong apa hadiahnya untuk hadiah ulang tahun yeoja itu oppa?” aku kembali mencoba menggali keterangan dari Luhan oppa. Walau bagaimana pun aku penasaran. Luhan oppa hanya terkekeh.

“rahasia,” Luhan oppa malah mengedipkan matanya padaku. Tidak, untung saja aku tidak pingsan di tempat setelah melihat kedipan mata Luhan oppa. Rasanya badanku membeku karenanya.

“nanti juga kamu akan tahu siapa yeoja itu Ahreum ah, belum saatnya kalau sekarang,” Luhan kembali menjelaskan, yang tidak begitu aku dengarkan karena pikiranku masih kacau gara-gara kedipan mata Luhan oppa itu. Pikiranku sibuk untuk menenangkan gemuruh jantungku ini.

Kami berdua sama-sama terdiam. Luhan sibuk dengan bubble teanya dan aku sibuk dengan detakan jantungku ini yang tidak juga kembali tenang.

“apa yang sedang kalian lakukan disini?” suara seorang namja berhasil mengalihkan perhatian kami. namja itu sudah duduk di kursi kosong yang tersisa.

“Sehun ah, kenapa kau bisa ada disini?” Luhan oppa sepertinya tak kalah kaget denganku. Bagaimana bisa Sehun oppa ada disini?

“jangan malah balik bertanya,” ucapnya dengan nada dingin seperti biasa. Ia mengalihkan pandangan matanya padaku secara tiba-tiba yang membuatku refleks menundukkan kepala menghindari kontak mata dengannya. Kata-katanya saat di pantai kembali berputar di dalam kepalaku. Namun kini aku tengah bersama Luhan oppa, tidak mengindahkan perkataannya dulu.

“Ahreum membantuku mencarikan sebuah hadiah Sehun ah, jangan berpikir yang tidak-tidak dulu,” Luhan oppa menjelaskan. Aku hanya diam tanpa membuka mulutku. Kenapa kami jadi seperti pasangan selingkuh yang tengah tertangkap basah oleh pasangannya?

“kau sendiri sedang apa disini?” Luhan balik bertanya pada Sehun. Sampai sekarang aku belum berani untuk mengangkat kepalaku.

“menemui paman,” jawab Sehun singkat. Kudengar mereka sama-sama terdiam. Entah apa yang tengah mereka lakukan.

“apa kau terburu-buru?” tanya Luhan pada Sehun.

“tidak juga, aku mau langsung pulang sekarang,”

“tunggu, Ahreum ah,” Luhan oppa memanggil namaku. Aku langsung mengarahkan pandanganku pada Luhan oppa tanpa melihat pada Sehun oppa.

“ya?”

“kau keberatan tidak kalau aku tidak mengantarkanmu pulang ke rumah?’ Luhan oppa menanyakannya pelan.

“oh, tidak apa. aku bisa pulang sendiri,” sedikit kecewa aku rasakan, tapi tidak apalah, bisa berjalan berdua bersama Luhan oppa saja sudah membuatku senang.

“kalau Sehun yang mengantarmu pulang, kau mau tidak?”

“APA?” aku dan Sehun oppa mengeluarkan reaksi yang sama pada saat yang bersamaan pula. Membuat Luhan oppa terkekeh pelan.

-KEUT-

p.s. gimana? gimana? maap kalo semakin gaje  makin kesini.. tapi saya sebisa mungkin pengen coba selesein ff continue ini. abis kalo bikin ff continue bawaannya pasti keputus ceritanya di tengah jalan gara-gara ilang mood buat terusinnya, ;A;
comments are allowed, ^^

1 komentar:

  1. Luhan pasti naksir aku. Aku tahu itu!!!
    Sehun dedek sengak kesayangan aku kamu sama noona aja yah gak usah pikirin si ahreum gareum itu xD

    Ihihi chapter selanjutnya kayanya ada sehun-ahreum moment nih fiwit!
    Lanjutkeunnnnn

    BalasHapus